Tidak Mudah Membangun Kesadaran dan Kebersamaan di Partai Politik?…

GambarDi Indonesia saat ini kesan pindah partai hanya soal pindah tempat saja. Pandangan ini sungguh tidak sederhana karena partai dianggap tidak lagi sebagai sebuah wadah yang secara idiologies dan keluarga serta persahabatan yang kuat serta sedih jika ditinggalkan. Oleh karenanya dengan situasi seperti ini maka tidak mudah memecar anggota partai. Alasannya tidak dipecat saja pergi apalagi jika dipecat nanti dianggap sok kuasa dan otoriter bukan tidak mungkin malahan konflik besar didalam dan partainya Pecah atau Gembos.

I.Benarkah daya ikat dipartai saat ini memang Lemah?.

Bagi Perusahaan yang sudah besar kebersamaan itu biasanya sudah terbangun apakah karena lingkungannya, iklimnya, kepastian kariernya dan jaminan bagi pekerja dan perusahaannya. Hal ini sungguh tidak mudah terjadi karena perlu proses dan waktu dan keberhasilan bersama. Ada sistim penghargaan dan saksi juga seleksi sehingga bangunan perusahaan itu tertata dan terbangun. Sistim mempunyai kemampuan melakukan proses sehingga menghidupi dirinya sendiri dan yang berada dalam sistim terikat oleh kesepakatan yang dibuat.

Bagaimana dengan partai?…partai Golkar saat ini tidak berpengaruh apapun terhadap anggotanya secara mayoritas dalam kehidupannya sehari hari…, ini dulu dicatat. Berbeda dengan ketika Golkar masih dibawah Pak harto. Golkar dibawah pak harto sangat diandalkan sebagai jenjang keberhasilan karier dan tempat untuk menjadi berkuasa. Dizaman pak harto , Golkar adalah pinyu gerbang mau jadi apasaja dan pusat dari calon dan petinggi yang menrule peradaban Indonesia ketika itu.

Walaupun Golkar menjadi jenjang aktifis untuk masuk ke Parlemen dan birokrasi tetapi bisa jadi bagi sebagian anggota akan lebih berat dan kecewa dipecat dari Kahmi atau KaGMNI daripada dari partai Golkar. Buktinya sederhana sekali terlalu banyak kader Golkar sekarang nyebrang kemana saja tetapi hampir tidak ada kader HMI dan Kahmi juga GMNI yang nyebrang ke organisasi lainnya. Terlalu banyak soalnya dan akan ribet.

Di Indonesia saat ini kesan pindah partai hanya soal pindah tempat saja. Pandangan ini sungguh tidak sederhana karena partai dianggap tidak lagi sebagai sebuah wadah yang secara idiologies dan keluarga serta persahabatan yang kuat serta sedih jika ditinggalkan. Oleh karenanya dengan situasi seperti ini maka tidak mudah memecar anggota partai. Alasannya tidak dipecat saja pergi apalagi jika dipecat nanti dianggap sok kuasa dan otoriter bukan tidak mungkin malahan konflik besar didalam dan partainya Pecah atau Gembos.

Dalam konteks ini sangat nyata bahwa Partai sungguh sangat beda dengan organisasi profesi dan perusahaan. Pada partai saat ini yang menjadi anggotanya lebih banyak sebagai substitusi dan lebih hanya menggunakan partai untuk kepentingan Pragmatis dibandingkan idiologies. Begitu juga kebersamaan dan kesadaran nya lebih atas tujuan jangka pendek yang nyata nyata saja. Oleh karenanya jika bercita cita menetap dan betah dipartai serta membesarkannya belum dianggap lazim dan malahan bisa dianggap bodoh serta tidak lincah dan cerdas memanfaatkan situasi.

Hal ini tercermin dari calon calon yang maju Pilkada dan pilpres yang rata rata ganti pasangan dang anti ganti partai. Yang penting tokohnya yang maju soal menggunakan kendaraan apa saja itu soal lainnya. Apalagi sampai saat ini terbukti tokoh yang besarkan partai bukan sebaliknya. Mulai pak harto , Gus dur dengan PKB, megawati dengan Pdi-p, SBY dengan Demokrat, Prabowo dengan Gerindra dan Wiranto dengan hanuranya. Sekali lagi akibat restu dari Tokoh dan partai pasti butuh waktu, pembelajaran dan pendanaan maka blessing adanya pada Tokoh. Sedangkan dalam konteks Partai Golkar tidak pada hanya Tokohnya tetapi terkombinasi antara Tokoh, komunitas asal, dan Golkar sebelum 1998. akibatnya lebih kompleks dan tidak mudah dibaca termasuk dipersatukan juga digerakan..

II. Perlu bacaan Yang kuat melihat kondisi saat ini.

Sekarang perlu dipahami bahwa tidak ada lagi kekuatan tunggal lagi yang bisa menggerakan otoritas sebesar dan sekuat itu. Presiden SBY saja…..paling tidak 2 kali hanya bisa menghimbau silakan keluar bagi kader Demokrat yang tidak segaris dengan indilogie dan cita cita partainya. Dan ini terjadi ketika SBY , masih presiden dan punya kekuatan penuh…bagaimana nanti jika ia sudah tidak menjabat lagi. Walau begitu hal ini perlu dipahami bahwa Sby memang tidak mengkader kader democrat yang sekarang menjabat semuanya sejak masih belum jadi apa apa….tetapi mereka walau belum jadi tokoh sudah merintis kariernya masing masing.

Dalam konteks partai golkar, kendali apa yang akan dimainkan?…saat ini sudah terjadi pertemuan DPD dibali yang diakui tidak diketahui ketua dewan Pembinanya….semoga ketua umumnya mengetahui…bagaimana jika tidak ?…artinya ini perlawanan sdg disusun atau sudah terjadi. Atau pertemuan silaturahmian biasa saja.

Belum lagi , Pesan ketum partai golkar yang menyatakan alex nono akan menang satu putaran ternyata jauh panggang dari api, bahkan hampir saja alex Nono juara satu diurutan paling buncit. Apakah masuk akal , Partai sebesar Golkar dan PPP calonnya diposisi itu. Jika Jakarta dianggap bukan daerah pertempuran yang bisa dimemangkan partai Golkar, buktinya tahun 1997, Golkar waktu itu bisa menang di Jakarta?..

Idea mentertibkan organisasi memang perlu dan itu harus dilakukan tetapi dengan sebagian anggota partai Golkar sudah ke Nasdem dan terbukti pada Pilpres 2004 dan 2009 partai Golkar mesinnya tidak jalan, bukankah perlu dipikirkan terobosannya. 2004 sentimen kepada partai Golkar akibat reformasi masih kuat tetapi Wiranto Wahid bisa dapat 25 jutaan diurutan 3 mengalahkan Amien rais tokoh Reformasi dan hamzah haz mantan wakil Presiden, padahal mesin partai pada pilpres macet. Pada 2009, Jk-wiranto dimana partai Golkar solid hanya mampu mendapatkan 12 jutaan dan diurutan buncit. Apa ini artinya..?…kemudian pasca munas di Pekanbaru surya paloh yang didukung wakil Presiden ketika itu kalah malahan mendirikan nasDem…ini juga perlu dibaca , apa artinya dan kontekstualnya dengan situasi saat ini.

Sebelum Pilkada Gubernur DKI Jakarta di gelar , rame diberitakan di media bahwa ketika Abu rijal bakrie bersemangat pidato dalam rangka pencpresannya di Rapimnas Bogor, banyak sekali peserta rapat dan tokoh Golkar keluar ruangan dan ngobrol diluar ruangan sehingga suasana disana terasa hambar. Gambaran situasi ini saja sungguh sudah merupakan gambaran bahwa organisasi paling sedikit tidak sedang mood atau ada yang tidak disepakati atau organisasi sebenarnya sakit dan tidak siap.

Tidak mungkin terjadi ketika , sekelompok orang sedang sungguh sungguh dan bersemangat punya cita cita buat bangsa Negara, dan masyarakat yang ujungnya pada keluarga dan dirinya tetapi kondisinya tidak mendukung tetapi atmospherenya tidak menunjukan hal itu. Dalam kelas kepemimpinan mahasiswa tingkat langjut, mereka sudah tahu jika ada pertemuan yang penuh semangat tetapi hambar…..ini artinya mereka sedang dipancing bikin aksi yang ujungnya hanya memakai mereka untuk kepentingan tertentu…islilahnya diceburan buat tenggelam atau kalau bisa selamat itu atas usahanya yang diceburin . Ini sangat elmenter sayangnya tidak terbaca oelh ahli strategi partai golkar ketika itu sehingga letusan awalnya adalah diprosesnya korupsi yang dilakukan dan dikaitkan dengan anggota partai Golkar sebagai bukti ucapan Presiden bahwa ada partai yang lebih korup dari Demokrat. Kejadian ini bisa saja menghambarkan rapimnas Bogor sehingga perpecahan makin terjadi dan letupan kekalahan pada pilkada Gubernur DKI Jakarta.

Dengan perkembangan seperti ini maka hampir pasti mengelola konflik ini sungguh sangat tidak mudah dan bisa jadi perpecahan yang ada sudah tidak lagi pada tingkatan kasus per kasus tetapi bisa meluas dengan berbagai sebab yang baru diketahui jika sudah terjadi. Dalam konteks pencalonan ARB sebagai calon Presiden saat ini bisa jadi sangat tepat karena jika lebih lama sudah pasti akan dijadikan bola liar, apalagi pada pemilou dki Jakarta terbuktikan bahwa lembaga survey melakukan survey sekaligus menjadi konsultan politik sehingga bukan hanya soal etika saja tetapi bisa juga menggunakan hasil surveynya dengan tujuan mempengaruhi di media massa. Atau kalau lebih kasar lagi menciptakan skore dengan cara apapun supaya dianggap wajar oleh masyarakat nantinya. Ini artinya jika survey bisa dimainkan maka Pencalonan siapapun bisa diolah olah…..hasilnya pasti kandidat terseret seret dan terkaget kaget jika kenyataan jauh dari yang dipersepsikan.

Soal dalam partai golkar karenanya sekarang, bisa jadi kalaupun dalam partai itu soal logistic jadi soal tetapi dalam konteks ini soal logistic hanya alasan berkembanganya soal karena banyak soal bertumpuk didalamnya dan bisa juga sampai soal nilai nilai yang diyakini, perilaku dan kebiasaan sampai budaya kepengurusan saat ini dengan anggotanya. Disamping soal laten seperti yang disampaikan diatas.

Sekarang bagaiamana memanagenya?..disitu soalnya.

III. Pecat JK tdk selesaikan masalah jk tdk dipecat banyak masalah?..

JK ini pribadi yang hebat dan langkahnya luar biasa gesit. Beliau seorang saudagar yang luar biasa berhasil dan dengan pengalaman saudagarnya ia menerobos masuk ke dunia Politik Indonesia dan terbukti berhasil mengabdi dan dicintai banyak juga sekeliling dan pengikutnya. Jk juga sangat memotivasi dan rendah hati.

Bagaimana JK dalam politik?. Ingat sebelum bersama Sby berpasangan meraka adalah 2 menko di pemerintahan Megawati. Ketika melihat megawati sudah pasti tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk memegang amanah yang lebih besar lagi.

Jk dan SBY keluar dari jabatan dan JK keluar dari konvensi partai golkar serta mulai merintisa berpasangan dengan SBY. Jk , banyak yang mengatakan keluar lebih banyak dana dan ia rela mengalah menjadi wakilnya SBY dengan keyakinan akan punya peluang keberhasilan lebih besar sehingga akhirnya pasangan SBY-JK menang Pilpres 2004. ini prestasi luar biasa JK. Dan perlu kita ingat JK banyak sekali inisiatifnya ketika SBY masih menimbang nimbang keputusan. JK masuk membuat keputusan tanpa sekalipun publik tahu bahwa ada keputusan JK meleset di mata sby sehingga JK diperingati. Kerja JK luar biasa diapresiasi sebagai wapres dan disebutkan the real wapres indonesia. Ia hebat sekali.

Seperti pada umumnya saudagar Jk, juga iklasan dalam kontek memegang amanah sehingga JK terlihat kagok dan kaget ketika SBY malahan memilih Boediono untuk menjadi pasangannya di Pilpres 2009. Hal ini bisa dipahami juga karena jika tetap dengan JK maka figure SBY sebagai the real Presiden bisa terhalangi dan saat ini terbukti ternyata Sby punya gaya sendiri menjadi Presiden dan terbukti juga tanpa JK bisa jalan sendiri dengan pemerintahannya. Tetapi akibat situasi itu JK terbatas langkahnya dan memilih wiranto sebagai wakilnya, hasilnya kalah telak. Disini pelajarannya terbukti kembali bahwa JK tidak bisa dihambat dan ia tetap maju dengan keyakinannya dan usahanya. Yang luar biasa ketika JK tidak menjadi pejabat negara Jk, bersedia menjadi ketua palang merah dan sukses juga saat ini serta Jk masih sangat sering dibutuhkan sebagai pemberi sambutan dan pengarahan bukan hanya dalam komunitas bisnis dan palang merahnya tetapi dalam diskusi ngeri ngeri sedap yang berisiko berhadapan dengan pemerintahan SBY, terutama soal kedaulatan dan kemandirian bangsa.

Begitu juga ketika Surya paloh kalah di Munas Golkar yang jelas jelas di dukung JK maka JK juga terlihat mendorong Nasdem ketika partainya didirikan. Ini juga langkah yang berani dan bisa jadi sudah dihitung matang Surya paloh bahwa golkar di 2009 sudah tidak bertenaga maka lebih baik buat lagi partai dengan semangat baru dan tujuan yang dibangun mulai dari awal dengan cara dan pola baru.

Sekarang JK tetap ada namanya dipooling dan boleh jadi peluangnya masih ada untuk maju kembali. Apakah JK akan mundur dari pencalonannya jika JK dipecat dari golkar….yang terjadi malahan JK bisa melejit dukungannya lihat JK sudah tetap mengabdikan dirinya kepada negeri ini ketika ia dilepaskan begitu saja oleh SBY dan seakan akan JK itu tidak punya saham ketika merintis Pemerintahan SBY-JK dan orang juga ingat serta tahu tanpa JK maka SBY tidak akan kuat di 2004 sampai 2009. walau JK dihempaskan ia tetap saja bekerja dan mengabdikan dirinya.

Dengan kondisi ini semoga terbayang bahwa jk tidak dipecat repot dan jk dipecat buat masalah lebih besar lagi!.

IV.Memecat JK ?

Memecat jk sudah pasti banyak back firenya. Jika kecepetan memecatnya maka partai golkar kalau salah menanganinya akan pecah belah didalam. Ingat Indonesia timur dijaringan keluarga , kerabat daerah asal. Ingat jaringan dagang dan istri serta anak anaknya dll. Belum lagi di organisasi extranya. Perpecahan bisa luas dan gembos.

Jika memecatnya waktu tinggal 6 bulan mau pemilihan Presiden bisa jadi JK jadi figure yang diemphati rakyat karena didzalimi sehingga menguntungkannya.

Jika ingin memecat JK , apakah pasalnya dan apakah alasan itu akan diterima organisasi atau dianggap malahan merugikan orang orang yang ada di organisasi sekarang ini.

Apakah hanya akan memecatnya sendiri saja atau sa kelompoknya juga dipecat bersama lalu akan seluas apakah pemecatannya?…organisasi apakah masih kuat dan sempat konsolidasi.?

Apakah memecat akan lebih menguntungkan dari pada membebaskannya saja dan dimaklumi serta dimaafkan saja. Namanya kader lagi lungo tetapi lain kalau sudah jadi presiden jika ada menteri ngawur dan kriminal langsung saja pecat.

Jika memecat JK apakah akan membuat dengan nasdem sebagai musuh itu lebih baik dari pada menganggap Nasdem itu adik atau partai anggota Golkar yang MeLayu tidak tahan sehingga buat partai baru.

Gerindra, hanura, nasdem bahkan demokrat bahkan Pkpinya Sutiyoso banyak kadernya berasal dari partai Golkar tetapi tidak terlihat bahwa gerakan mensamakan visi mewujudkan cita cita kemerdekaan bangsa Indonesia itu nyata diwujudkan padahal partai golkar partai paling berpengalaman.

Kemudian ngurus konflik internal apakah lebih menguntungkan daripada berbuat di external sehingga mensolidkan internal.

Nach yang memang susah adalah jika yang dilakukan sejak beberapa saat lalu adalah pencitraan dan kampanye bukannya berbuat nyata, ini baru namanya duit habis waktu juga habis tetapi walau bolak balik datang dan bertemu hasilnya hanya janji dan tuntut menuntut serta mencoba bersepakat tanpa kerja bersama. Maksudnya , apakah karena ini maka Jk atau kader lainnya jadi sesuatu yang menakutkan termasuk ahock…jika jadi wakil gubernur DKI jakarta.?…begitu siapapun jika akan mencalonkan dirinya jadi capres diluar Ketumnya…?..

V. langkah alternative menuju 2014?.

Langkah menuju 2014, bisa jadi benar sekali pikirannya Akbar Tanjung walau disinilah susahnya pengurus saat ini. Akbar tanjung pikiran dan visinya dipolitik dan golkar sudah seperti gus dur ketika menjadi Presiden didepan menteri menterinya lebih parah lagi Akbar tanjung tidak punya komando seperti gusdur ketika itu atau pak harto. Disisi lainnya lingkaran ketum kelihatannya sudah bersifat Birokrat dan lebih suka main menjalankan sistem dari pada pola pola seni dan akbrobat yang mengandung resiko.

Hanya akibat itu maka dalam 2 tahun kepemimpinan Arb yang terjadi malahan seperti yang dipaparkan diatas. Jika dilihat dari luar sehingga main pecat dan memecat JK bisa jadi bumerang besar bagi partai Golkar.

Dalam konteks ini hampir pasti jika kendarannya dan dukungannya kuat JK lebih mungkin mencalonkan kembali menjadi presiden tetapi jangan salah JK juga punya perhitungan matang masa juga mau habis dan dan namanya jika hanya untuk kalah dan merugi?….namanya saudagar khan pasti berhitungnya jago sekali.

Artinya JK, bisa jadi tidak maju juga dan bisa jadi memajukan orang lain juga yang sangat berpotensi menjadi presiden Indoensia yang berkemampuan dan mampu membawa Indonesia kearah yang lebih baik. Biasanya tokoh senior diindonesia keluar emphatinya jika kondisinya tertentu. Saat ini Prabowo dan megawati mengalami keluarbiasaan ini ketika mengusung Jokowie dan ahock dan berbeda dengan cerita lama ketika ada tokoh akan dimajukan PDI-p apalagi masih banyak tokoh tokoh yang kesannya lebih galak dari ibu megawati, begitu kata mereka yang pernah mencoba dicalonkan Pdi-p. Prabowo dan megawati sebagai senior tidak merepotkan kandidat tetapi malahan mendorong serta membantunya. Dalam konteks ini JK juga bisa mengalami hal ini, jika momentumnya datang.

Dalam padangan ini maka sebenarnya, kondisi ini adalah ujian yang nyata bagi ARB, apakah Arb dan teamnya berkelas dalam mengelola Politik karena kalau kelola perusahaan khan sudah terbukti jago banget dan sebagai pribadi matang sekali sehingga dengan proses inilah dukungan akan datang dan mau tidak mau harus sungguh sungguh bekerja keras serta membuat sesuatu yang nyata dan jasa dalam melakukan perubahan dan perbaikan dimasyarakat. Bukan dengan berkampanye apalagi sekedar melakukan pencitraan yang menghabiskan sangat uang serta lebih mensukseskan team suksesnya saja.

Dan kondisi indonesia ini ujian bagi prabowo, Hrajasa , dahlan iskan dan mahfud MD termasuk Anas urbaninggrum jika berminat menjadi Presiden untuk merintis kearah sana dalam 2 tahun ini.

Sebagai pelajaran yang walau putaran kedua Pilkada DKI belum selesai dan itu tergantung warga DKI nantinya. Jokowie yang tidak dikenal warga jakarta tetapi punya kesuksesan di solo serta menyampaikan hasil kerjanya dengan sederhana dan bersahaja…ternyata bersama ahock terbukti dipercaya…ini sesuatu.

FOKe yang pintar, jaringan nya kuat banget, merintis Pilkada sudah tidak usah dipikirkan lagi karena kerjanya pasti jauh lebih banyak di DKI dengan siapaun apalagi jokowie yang baru saja ikut kampanya tetapi hasil suaranya bisa dibawah JOKOwie.

Jokowie , pada pilkada kedua paska memerintah menjadi walikota Solo tanpa kampanye berhasil menjaring suara diatas 90%, dan saya dapat semua ini bukan dari Jokowie, ini pasti. Saya tahu ini ketika menjelang keongres Pssi, Gerakan pemuda sehat ke solo kebetulan saya ikut rombongan dan mendapatkan cerita dari berbagai sumber disana yang sama sekali tidak punya kepentingan ketika menceritakannya dan warga solo itu sangat bangga dengan Jokowienya.

Waktu itu sayangnya, ketika Jokowie mendatangi kami di acara, padahal kami ingin sekali bertemu tetapi pemangku kesultanan di Solo mengajak kami keliling istananya sehingga kami tidak sempat bertemu. Walaupun begitu Jokowie mempersilakan kami datang ke kantornya hanya sayang kami harus segera kembali ke jakarta. Setelah pertemuan itu Ketum gerakan pemuda sehat berjumpa dengannya malahan silaturahminya berjalan terus. Disini ada sesuatu yang saat ini jarang ada yaitu silaturahmi dan persahabatan serta bergerak berdasarkan cita cita bersama supaya masyarakat maju.

Kita tidak tahu mau nya masyarakat jakarta saat ini karena kami sedang tidak menggerakan perangkat tetapi fenomena yang sedang terjadi bisa jadi kerinduan kepada situasi yang apa adanya dan bersama mencapai cita cita bersama. Apakah ini bukan tanda tanda bahwa keinginan bangsa mewujudkan cita cita proklamasi sedang kembali mengedepan?…

Ah saya terlalu jauh kali. Nanti kita doa saja bagi yang lebih suka doa. Atau mari bekerja sama bagi yang ingin bersama mewujudkan indonesia yang lebih baik atau kita bekerja ditempat masing masing saja terus karena resultantenya akan terjadi juga dimana semua kebaikan dikerjakan oleh rakyat Indonesia maka kebaikan dan barokan itu akan muncul.

Maksud saya, apakah para calon pemimpin negeri ini di 2014 merasa bahwa kunci suksesnya bukan dikampanye tetapi di kerja keras bersama sama rakyat dan menggerakan elemen yang menggerakan rakyat berbuat baik. Sehingga kandidat presiden dan kelompoknya mendapatkan legtimasi dan dukungan rakyat secara mayoritas.

Jika ini dirasakan benar maka jawabannya sungguh keliru jika lembaga Survey dan konsultan politik yang digunakan dalam proses ini. Buktinya konsultan politik itu akan berada dimanapun yang membayarnya karena mereka jagoan dan profesional. Lalu dimana posisinya mereka ?..Posisi konsultan politik dan surveyor adalah sebagai pembanding saja tanpa mensampaikan data internal yang sudah dikerjakan dan didapat. Dengan lembaga itu team menjadi punya ukuran pembanding tidak arogan atau tersesat.

konsultan dan lembaga survey itu pasti isinya orang pintar dan jaringnya kesana kemari. Luar biasa keliru jika membangun pemerintahan dengan pola seperti ban bocor yang infonya bisa kemana mana dan bisa disusupi. Membangun pemerintahan harus dengan orang sendiri dan berkembang sesuai kemampuan perkembangannya. Tidak masuk akal membangun kekuatan dengan orang orang yang dikenal padahal dalam merebut kekuasaan dan kekuatan pasti banyak hal yang harus disiapkan bukan hanya menjadi juara lomba. Dan akibat informasi yang banyak bocor maka Pemerintahan yang terbangun sulit berwibawa dan jadi bahan tertawaan dan gosip.

Jadi kesimpulannya apa?…

Tidak mudah membangun kesadaran dan kebersamaan di partai politik?…
Apalagi membangun Pemerintahan di indoensia saat ini.

Setelah membangun organisasinya secara bersungguh sungguh maka disitulah letak faktor selebihnya yang semoga akan didapatkannya sehingga problem ini sejujurnya bukan hanya problem partai golkar tetapi lebih tepat partai diIndonesia saat ini..

Apa akan selalu begini?….saya kira anda lebih tahulah…saya khan Cuma mencoba berdialektika supaya kita lebih memahami persoalan persoalan ini disekitar kita masing masing, semoga bermanfaat buat dilingkungannya.

Salam

Agus Muldya Natakusumah
IndoSolution

Kegaduhan Bangsa, Kado HUT RI ke-67

 

 

Kegaduhan Bangsa, Kado HUT RI ke-67

Lalu Sudarmadi | Pengamat sosial-politik

Memasuki usia ke-67, bangsa ini menghadapi situasi yang kian mengkhawatirkan. Kontrak sosial berupa komitmen berbangsa dan bernegara mulai diabaikan. Bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dihuni aneka suku, ras, etnis, dan agama juga mulai retak, bahkan kolaps. Menurut saya, sebab utamanya adalah kegaduhan di seluruh komponen bangsa yang terus meluas ke semua aspek kehidupan.

Pertama, kegaduhan budaya. Belakangan, semangat kebangsaan didera krisis lumayan parah. Begitu pula komitmen dan kesadaran ihwal pentingnya bersatu dalam kemajemukan. Akibatnya, toleransi, rasa setia kawan, dan kesetaraan antar anak bangsa tak lagi mengemuka. Interaksi dan dialog pun acap jadi ajang unjuk kekuatan dan tumbuhnya naluri membunuh satu sama lain.

Bila itu dibiarkan, sejarah niscaya bakal berulang. Majapahit ambruk karena tak mampu mengelola dua dinasti (Syailendra yang Budha dan Sanjaya yang Hindu—plus Islam yang mulai masuk) berdasar prinsip kesetaraan. Ia kehilangan perekat utama: bhinneka tunggal ika,tan hana dharma mangrowa.

Kondisi inilah yang kini menggejala. Banyak pihak menyuarakan keinginan memisahkan diri dari NKRI lantaran merasa tak lagi diperlakukan setara. Sanggupkah kita menyaksikan negara ini terberai seperti mendiang Uni Soviet? Karenanya, kita harus kembali pada ideologi perekat bangsa: Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Komitmen baru harus diperkuat agar semua pihak tak hanya merasa dipersatukan oleh ruang tapi juga tujuan (goal) dan rasa (sebangsa, senasib, sepenanggungan).

Kedua, kegaduhan sistem politik. Demokrasi kita boleh dibilang semu dan hanya prosedural— yang menindas pendidikan politik bermartabat. Akibatnya, rata-rata konstituen cenderung emosional, irasional, dan terkontaminasi politik uang. Partai politik sendiri belum mampu mencetak kader terbaik untuk menjadi pemimpin amanah dan mumpuni. Inilah penyebab anjloknya kredibilitas partai yang berujung social distrust.

Ketiga, kegaduhan pilar negara. Sistem presidensial yang dikombinasi multipartai menghasilkan legitimasi ganda. Saat bergesekan, eksekutif dan legislatif akan saling adu dalih demi mempertahankan legitimasinya. Padahal keduanya dapat saling kompromi dan akomodatif. Toh pihak legislatif acap melakukan tugas yang bukan wewenangnya, seperti mengangkat duta besar dan sejenisnya. Keputusan politik (seperti kasus Bank Century) juga tak dapat dilaksanakan semestinya. Ini menjadi preseden buruk bagi pendidikan politik yang akan berujung pada social disobedience.

Keempat, kegaduhan manajerial negara akibat perubahan sistem sentralisasi ke desentralisasi yang mengotonomi (tak lazim) kabupaten/kota yang minim persiapan. Sejak 1999, telah terbentuk sekitar 7 provinsi, 153 Kabupaten, dan 31 Kota baru. Namun hasilnya cukup mengejutkan: Nyaris separuh gubernur, bupati, dan walikota terkait skandal korupsi.

Umumnya, mereka tergelincir lantaran sistem pemilihan kepala daerah (pemilukada) sarat politik uang. Selain boros dana, waktu, dan meracuni kemanusiaan, pemilukada ratarata menghasilkan pemimpin yang tidak efektif, bahkan bermasalah. Kiranya ide memilih, khususnya kepala daerah, berdasar “permusyawaratan perwakilan” perlu disuarakan kembali.

Menurut saya, seluruh kegaduhan itu disebabkan sejumlah faktor. Pertama, tak adanya road map pembangunan. Sistem pengelolaan negara harus diubah menyeluruh. Dimulai dengan memperjelas jabaran tujuan nasional dalam mukadimah UUD 1945. Capaian dan indikatornya lalu disusun dalam arah pembangunan jangka panjang, menengah, dan tahunan (seperti GBHN). Selain membuat jelas road map, dari segi sistem perencanaan juga akan terlihat kontribusi setiap jenjang birokrasi karena adanya logical frame work.

Kedua, tiadanya transformasi kelembagaan birokrasi. Ini tercermin dari besarnya beban keuangan negara untuk biaya rutin akibat terlalu banyaknya provinsi dan kabupaten/kota, serta kementerian. Karenanya, yang diperlukan bukan hanya merombak struktur, tapi juga evaluasi keberadaan kementerian dan komisi. Pendekatan keliru masih saja digunakan dalam alokasi anggaran, bahwa “money follows functions”. Jadinya, kementerian dan lembaga berlomba mencipta fungsi hanya demi mendapat anggaran. Struktur pun makin gendut (satu kementerian punya 18 eselon I).

Tahap berikutnya, mengupayakan kementerian hanya menangani 3-5 masalah pokok dalam kurun 5 tahun untuk memangkas beban keuangan dan mengefektifkan kerja birokrasi melalui focus demands sacrifices. Selain pula menjadikan take home pay lebih bermakna dan mencegah aparat melakukan korupsi.

Ketiga, absennya kepemimpinan berkarakter yang menambah rapuh sendi pemerintahan dan ketatanegaraan. Terbukti, negeri ini mulai terbelah dalam beberapa kubu: Pemerintah, partai politik (parlemen), dan masyarakat. Pemimpin yang kuat akan menghimpun semua kubu dalam rumah kebangsaan untuk sama-sama membangun negeri, seraya menjadikannya TEAM (together, everyone achieves more) yang solid. Krisis kepemimpinan menyetop gerak perubahan menuju negara gemah ripah loh jinawi, karto tur raharja.

Kita butuh pemimpin yang memberi solusi dan berkarakter Sumantri (jujur berwibawa), sih samasta buwana (cinta rakyat), waspada purwa arta (menerima saran dan melakukan perbaikan). Juga model kepemimpinan raja Lombok: Ngadek tajening bintang (pintar, cemerlang, tak tercela); punang rawi padang panas (tegas, jujur, peduli rakyat, dipercaya orang banyak); gumilang cahyaning wulan (sejuk, berwibawa, berbudi luhur); dan jiladri hawening toye (arif bertindak dan muara harapan rakyat). Atau, kepemimpinan Islami seperti amanah, tablig, dan fatonah.

 

Intrepid Mines Limited: Share Placement to Surya Paloh

BRISBANE, AUSTRALIA–(Marketwire – July 31, 2012) – Intrepid Mines Limited (“Intrepid”, the “Company”) (IAU.TO)(IAU.AX) announces an agreement for the placement of 27,680,017 ordinary shares, representing approximately 5% of the Company’s expanded issued capital, to prominent Indonesian businessman, Surya Paloh.

Surya Paloh is a prominent political and business figure in Indonesia. He is the founder and owner of the first Indonesian news television network, Metro TV, and the Media Group, which publishes the Media Indonesia and Lampung Post newspapers. The Media Group is highly regarded for informing and focussing Indonesian public opinion on issues of the day.

Mr Paloh has extensive interests in the hotel and property sectors and in oil and gas operations. He also owns Indonesia’s largest catering company, which services major oil rigs and mining operations across the country.

Mr Paloh and the Media Group are at the forefront of socially responsible and community-oriented business practices, having led major disaster response and fundraising initiatives following the 2004 Aceh tsunami and subsequent natural disasters in Indonesia.

Mr Paloh and his associates will be working closely with the Company and assisting engagement with key Indonesian stakeholders, particularly in both central and local government. As a substantial shareholder in Intrepid, whose interests are now fully aligned with existing Intrepid shareholders, Mr Paloh is well-placed to assist in promoting the Company’s profile and business interests within Indonesia.

Intrepid CEO, Brad Gordon, said: “We are delighted to be associated with Mr Paloh, whose extensive networks and vast experience in navigating the waters of Indonesian business will greatly benefit the Company both in safeguarding its existing interests in Indonesia and in expanding within the local resources sector. This association extends the Company’s assimilation into Indonesia and follows the appointment of Adrianto Machribie to the board of Intrepid in November 2011 and the recent opening of a Representative Office in Jakarta.

We look forward to a close relationship with Mr Paloh, whose interests are now well-aligned with those of our existing shareholders through a share acquisition scheme which recognises the potential contribution of Mr Paloh to assist in rebuilding shareholder value in the Company.”

The Transaction

Intrepid and Surya Paloh (“Subscriber”) have entered into a Subscription Agreement, under the terms of which the Company undertakes to issue 27,680,017 ordinary shares to the Subscriber for a nominal price, subject to provisional TSX approval being obtained.

Additionally, the Company will issue to the Subscriber, for no consideration, 25,604,016 Performance Rights to ordinary shares, which vest upon the daily volume-weighted average price of the Company’s shares equalling or exceeding A$1.00 for one full calendar month on the ASX and C$1.00 for one full calendar month on the TSX, and which lapse after one year should vesting not have occurred. This target would represent value uplift of over four times based on current market prices.

The Company has further agreed to issue an additional 25,604,016 Performance Rights to ordinary shares, subject to requisite TSX approvals being obtained. The Performance Rights vest upon the daily volume-weighted average price of the Company’s shares equalling or exceeding A$1.20 for one full calendar month on the ASX and C$1.20 for one full calendar month on the TSX, and lapse after one year should vesting not have occurred. This target would represent value uplift of over five times based on current market prices.

Forward-looking statements

This announcement contains certain forward-looking statements, relating to, but not limited to Intrepid’s expectations, intentions, plans and beliefs. Forward-looking information can often be identified by forward-looking words such as ‘anticipate’, ‘believe’, ‘expect’, ‘goal’, ‘plan’, ‘intend’, ‘estimate’, ‘may’ and ‘will’ or similar words suggesting future outcomes, or other expectations, beliefs, plans, objectives, assumptions, intentions or statements about future outcomes, or statements about future events or performance. Forward-looking information may include reserve and resource estimates, estimates of future production, unit costs, costs of capital projects, and timing of commencement of operations and is based on current expectations that involve a number of business risks and uncertainties. Factors that could cause actual results to differ materially from any forward-looking statement include, but are not limited to, failure to establish estimated resources and reserves, the grade and recovery of ore which is mined varying from estimates, capital and operating costs varying significantly from estimates, delays in obtaining or failures to obtain required governmental, environmental or other project approvals, inflation, changes in exchange rates, fluctuations in commodity prices, delays in the development of projects and other factors. Forward-looking statements are subject to a variety of known and unknown risks, uncertainties and other factors that could cause actual events or results to differ materially from those expressed or implied.

Shareholders and potential investors are cautioned not to place undue reliance on forward-looking information. By its nature, forward-looking information involves numerous assumptions, inherent risks and uncertainties, both general and specific, that contribute to the possibility that the predictions, forecasts, projections and various future events will not occur. Intrepid undertakes no obligation to update publicly or otherwise revise any forward-looking information whether as a result of new information, future events or other such factors which affect this information, except as required by law.

Directors

Colin G. Jackson (Chairman)

Ian McMaster (Deputy Chairman)

Brad A. Gordon (Managing Director)

Laurence W. Curtis (Non-executive Director)

Robert J. McDonald (Non-executive Director)

Alan Roberts (Non-executive Director)

Adrianto Machribie (Non-executive Director)

Nyla Bacon (Company Secretary)

Stock Exchange Listing

ASX and TSX symbol: IAU

Substantial Shareholders

Taurus Funds Management 9.0%

Acorn Capital 7.9%

Van Eck Associates 6.5%

Issued Capital

525,920,331 shares

5,606,730 unlisted options

4,462,511 unlisted share rights

Shareholder Enquiries

Matters related to shares held, change of address and tax file numbers

should be directed to:

Computershare Investor Services

GPO Box 2975, Melbourne, Victoria 3001, Australia

Telephone: 1 800 805 505

+61 3 9415 4000

Contact:

Brad Gordon
Intrepid Mines Limited
Chief Executive Officer
Brisbane, Australia: +61 7 3007 8011
Mobile: +61 400 036 636
bgordon@intrepidmines.com

Greg Taylor
Intrepid Mines Limited
Toronto, Canada: +905 337 7673
Mobile: +416 605 5120
gtaylor@intrepidmines.com
www.intrepidmines.com

Mungkinkah Nasdem mampu melakukan Restorasi ?


Pertanyaan ini sekarang pantas untuk dikemukakan , karena nampak dewasa ini
pada tubuh Partai Nasdem mulai dijangkiti dan dimasukki virus kanker yang menggerogoti jiwa dan organ penting partai. Virus ini akan merusak keseimbangan , ketahanan dan kekuatan partai . Virus itu akan mematikan jiwa partai yang merupakan elemen pokok keberadaan dan lahirnya partai ini .Jiwa gotong royong , semangat kebersamaan dan persatuan . Kader potensial yang dari semula berdirinya Nasdem di Bali sdr Putu Suprapti Santy Sastra dicopot dari kursi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Denpasar, tanpa kesalahan. Meskipun Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa membantah hal tersebut . Tapi sdr Santy Sastra mengatakan “Saya merasa sudah diperlakukan secara tidak adil oleh Nasdem,” ungkap Santy, Rabu 31 Juli 2012.
Santy pun bertekad melawan keputusan partai terhadap dirinya itu .Dia akan menggalang kekuatan untuk melawan kebijakan partai tersebut .Santy berujar “Sebelum ormas ini dibentuk di Bali tahun 2011, saya termasuk deklarator Ormas NasDem. Boleh dibilang, saya termasuk satu-satunya perempuan yang pada waktu itu menonjol,” Kemudian Santy Sastra mengatakan bahwa dia dipercayakan untuk menjadi Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar, dengan Surat Keputusan (SK) yang sah. “Saya pun langsung bergerak, dan membentuk kepengurusan sampai ke tingkat kecamatan. Dan Saya juga mengumpulkan 2.000 KTA bersama pengurus yang saya bentuk,” jelasnya. Yang mengherankan dan menjadi pertanyaan kita kenapa ketua DPW Partai Nasdem Bali mendepak kader yang potensial dan telah berjasa ini ? Bukankah ini merupakan tindakan bunuh diri .? Jelas ini tindakan yang tidak sehat , apapun alasannya .Peristiwa ini kalau tidak diselesaikan akan menjadi bumerang dan hambatan bagi Partai Nasdem di hari mendatang .Hendaknya semangat kebersamaan dan gotongroyong itu tidak hilang setelah partai berdiri. Ini baru langkah permulaan . Dihari depan akan banyaklagi hal2 penting yang memerlukan semangat persatuan dan kebersamaan .Restorasi yang didengung dengungkan tak akan tercapai kalau semangat kebersamaan dan persatuan itu tidak ada lagi. Hidup Nasdem . Hidup Restorasi.

Dipecat , Kader Nasdem Siap Melawan

Santy Sastra bertekad pertahankan struktur organisasi yang dibuatnya

Rabu, 1 Agustus 2012, 07:38 Arfi Bambani Amri, Bobby Andalan (Bali)
VIVAnews – Ketua Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali, Putu Suprapti Santy Sastra, dinonaktifkan partainya. Posisinya digantikan kader perempuan lain yang sudah dilantik oleh Ketua Umum Partai NasDem, Patrice Rio Capella.

Santy Sastra berjanji akan melakukan perlawanan atas keputusan penonaktifan dirinya itu. “Saya merasa sudah diperlakukan secara tidak adil oleh Nasdem,” ungkap Santy, Rabu 31 Juli 2012.

Langkah yang dilakukan Santy adalah menggalang kekuatan untuk melawan kebijakan Partai NasDem, yang disebutnya nonprosedural. Ia kemudian menjelaskan awal mula dirinya bergabung dengan Ormas NasDem, hingga akhirnya ada upaya untuk menyingkirkannya dari partai baru itu.

“Sebelum ormas ini dibentuk di Bali tahun 2011, saya termasuk deklarator Ormas NasDem. Boleh dibilang, saya termasuk satu-satunya perempuan yang pada waktu itu menonjol,” ucapnya.

Dalam perjalanan Ormas NasDem, ada gerakan untuk membentuk Partai NasDem. Sekitar April 2011, Santy Sastra dipercayakan untuk menjadi Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar, dengan Surat Keputusan (SK) yang sah. “Saya pun langsung bergerak, dan membentuk kepengurusan sampai ke tingkat kecamatan. Saya juga mengumpulkan 2.000 KTA bersama pengurus yang saya bentuk,” jelasnya.

Selanjutnya pada Mei 2011, Santy Sastra mendapatkan mandat untuk membentuk Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali. Ia kemudian didaulat untuk duduk sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Bali dan dilantik secara resmi oleh Ketua Umum Garnita Malahayati NasDem Irma S Chaniago, pada 30 Oktober 2011.

“Waktu pembentukan Garnita Malahayati Bali ini saya menggunakan naluri wanita. Saya minta tolong sama Gus Oka (Ketua DPW Partai Nasdem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa) untuk memasukkan orang-orangnya dalam struktur. Istrinya (Ida Ayu Danik Suardhani) bahkan saya posisikan sebagai Sekretaris DPW Garnita Malahayati Nasdem Bali,” tutur Santy Sastra.

Hanya saja, menurut dia, mereka yang diakomodir dalam kepengurusannya ini pada akhirnya dimanfaatkan untuk membangun gerakan guna menyingkirkannya. Buktinya pada April 2012, Santy Sastra dipanggil dan diberi pilihan oleh Gus Oka. “Saya dibuat seperti anak kecil yang diiming-imingi dan disuruh memilih, karena katanya tidak boleh rangkap jabatan. Jadi saya harus memilih antara Garnita dan Partai Nasdem. Saat itu, saya pilih Garnita dan lepas Partai Nasdem begitu saja,” ujarnya.

Selanjutnya Juli 2012, kata Santy Sastra, Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, Adi Saputra, menjanjikannya untuk bergabung dalam kepengurusan partai. “Tetapi saya diberi syarat, yakni harus meletakkan jabatan sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati Nasdem,” kata Santy.

Dia pun menolak. “Saya berpikir, keledai saja tidak mau jatuh kedua kalinya. Orang bodoh juga pasti akan mengerti bahwa ada permainan di sini.” Sebab, bukan hanya Santy saja yang diminta untuk menanggalkan jabatan, namun pengurus yang dibentuknya juga dibubarkan.

“Saya sudah bentuk empat DPD Garnita, yakni Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar. Itu sebabnya saya bersama pengurus menolak untuk bubar dan tetap bertahan,” kata Santy Sastra.

Pilihan untuk bertahan ini dilakukan Santy Sastra, juga setelah berkoordinasi dengan Ketua Umum Garnita Malahayati NasDem Irma S Chaniago. “Dia sampaikan bahwa jangan mau menyerah dan harus dilawan. Apalagi saya juga sudah melakukan banyak kegiatan selama memimpin Garnita Malahayati NasDem Bali,” katanya.

Namun di tengah upaya untuk bertahan dan melakukan perlawanan ini, Santy Sastra kembali diberikan kejutan. Ia diberikan kabar bahwa kepengurusan yang sudah dibentuknya sudah dibubarkan. Pengurus baru Garnita Malahayati dan Garda Pemuda NasDem Bali yang baru pun sudah dilantik oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Rio Capella, pada saat Rakorwil DPW Partai Nasdem Bali, 25 Juli 2012.

“Terus terang kalau menuruti kata hati saya, sebetulnya saya ingin lepas. Tetapi saya mendapat dukungan dari pengurus yang saya bentuk, KPPI dan juga teman-teman LSM. Mereka tidak mau perempuan dianiaya, apalagi saya masih pegang SK dari pusat. Jadi saya tetap bertahan. Saya tetap pertahankan kepemimpinan saya, ini sampai benar-benar ada pencabutan sesuai prosedur organisasi yang sah,” katanya,

Santy Sastra merasa kecewa, karena ia menilai ada intervensi, campur tangan dan arogansi partai terhadap organisasi sayap di Nasdem. Ia juga menyayangkan pihak-pihak yang menyebut bahwa dirinya telah mundur dari Nasdem.

“Jadi tidak benar kalau dibilang saya mundur. Justru mereka yang meminta saya untuk melepas jabatan. Saya tidak butuh Nasdem. Tetapi saya tidak mau dibengkokkan. Lebih baik patah daripada bengkok. Harga diri masalahnya,” katanya.

Nasdem: Sesuai Prosedur

Sebelumnya, Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Adi Saputra, menyampaikan, pemberhentian Santy Sastra berdasarkan hasil evaluasi serta melalui rapat dan diskusi yang matang. Evaluasi yang dilakukan DPW Partai NasDem Bali tersebut, kata dia, telah dikonsultasikan dengan Dewan Pembina Partai NasDem Bali. “Jadi dengan demikian, pemberhentian Ibu Santy dari Ketua Garnita Malahayati Nasdem Bali sudah sah. Itu sudah melalui mekanisme yang benar,” ujar Adi Saputra, Selasa 31 Juli 2012 malam.

Ia menjelaskan, setelah menonaktifkan Santy Sastra, telah ditunjuk Luciana Ayu Sukmawati sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Bali. “Ibu Luci bersama kepengurusannya telah dilantik oleh Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella, pada 27 Juli 2012,” ujar Adi Saputra.

Ia membantah keras sinyalemen yang menyebutkan bahwa penonaktifan Santy Sastra dilakukan tanpa melalui mekanisme, apalagi disebut penuh rekayasa serta intrik politik. “Tidak ada rekayasa, apalagi ada intrik politik untuk mendepak Ibu Santy. Semua sudah dilakukan sesuai mekanisme yang benar dalam organisasi,” katanya.

Nasdem Mulai Pecati Kader

Rabu, 1 Agustus                         Arfi Bambani Amri, Bobby Andalan (Bali)

VIVAnews – Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Bali bergolak. Kader potensial yang juga Ketua Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali, Putu Suprapti Santy Sastra, dipecat dari keanggotaan. Sebelumnya, aktivis perempuan itu didepak dari kursi Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar.Pemberhentian Santy dibenarkan Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Adi Saputra. Menurut Adi Saputra, pemberhentian Santy Sastra berdasarkan hasil evaluasi serta melalui rapat dan diskusi yang matang.

Evaluasi yang dilakukan DPW Partai NasDem Bali tersebut, kata dia, telah dikonsultasikan dengan Dewan Pembina Partai NasDem Bali. “Jadi dengan demikian, pemberhentian Ibu Santy dari Ketua Garnita Malahayati Nasdem Bali sudah sah. Itu sudah melalui mekanisme yang benar,” ujar Adi Saputra, Selasa 31 Juli 2012 malam.

Ia menjelaskan, setelah menonaktifkan Santy Sastra, telah ditunjuk Luciana Ayu Sukmawati sebagai Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Bali. “Ibu Luci bersama kepengurusannya telah dilantik oleh Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella, pada 27 Juli 2012,” ujar Adi Saputra.

Ia membantah keras sinyalemen yang menyebutkan bahwa penonaktifan Santy Sastra dilakukan tanpa melalui mekanisme, apalagi disebut penuh rekayasa serta intrik politik. “Tidak ada rekayasa, apalagi ada intrik politik untuk mendepak Ibu Santy. Semua sudah dilakukan sesuai mekanisme yang benar dalam organisasi,” katanya. (sj)

Partai Nasdem adalah partai yang mengusung restorasi ?

Setelah berjalan lebih kurang setahun kehadiran Partai Nasdem yang dikenal dengan jargon restorasi disambut hangat diseantero Nusantara .Rakyat rindu dengan restorasi yang diusung oleh Partai Nasdem . Rakyat  Ingin melihat adanya perubahan , baik dibidang ekonomi, sosial dan politik . Mereka ogah melihat  tingkah laku partai yang  selama  ini  dinilai tidak memperhatikan kepentingan rakyat dan arogan . Mereka bosan melihat   partai yang hanya mencari kekuasaan dan kemudian menyalahgunakan kekuasaan tersebut . Tanpa pernah benar 2 memperhatikan kepentingan rakyat .Rakyat hanya diperlukan suaranya dalam Pemilu . Makanya kehadiran Partai Nasdem mereka sambut hangat .Dengan cepat disetiap propinsi dan kotamadya serta  kabupaten berdirilah DPW dan DPD daerah masing2. Begitu pula sayap organisasi seperti Garda Pemuda Nasdem , Garnita Malahayati , serta Liga Mahasiswa Nasdem bisa hadir disetiap propinsi dan kotamadya . Tapi sangat disayangkan minggu ini tersiar kabar yang tak terduga  yang mencoreng citra dan wibawa Partai Nasdem .Ketua Garda Wanita (Garnita) Malahayati NasDem Bali, Putu Suprapti Santy Sastra, dinonaktifkan partainya. Posisinya digantikan kader perempuan lain yang sudah dilantik oleh Ketua Umum Partai NasDem, Patrice Rio Capella.
Ini sungguh seperti berita halilintar disiang bolong . Kader yang selama ini telah berjuang demikian keras untuk pembentukan empat DPD Garnita yakni Denpasar,Badung , Tabanan serta Gianyar , dipecat tanpa dapat membela diri .Dan malah kepengurusan yang dibentuknya juga telah dibubarkan .Pengurus baru Garnita Malahayati dan Garda Pemuda NasDem Bali yang baru pun sudah dilantik oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Rio Capella, pada saat Rakorwil DPW Partai Nasdem Bali, 25 Juli 2012. Santy Sastra merasa kecewa , dia merasa disakiti . Kita tak tahu apa yang sebenarnya terjadi , tapi tindakan2 yang tidak persuasif atau arogan sebaiknya tidak ditiru oleh Partai Nasdem . Jadilah Nasdem itu partai gaya baru yang simpatik dalam melakukan restruktur partai .Hendaknya itu dimusyawarahkan dan dilakukan secara elegan. Kita harus juga mengingat pengorbanan kader tersebut selama ini buat Partai . Jangan habis manis sepah dibuang .Karena ini nanti bisa menjadi hukum karma buat partai Nasdem . Jangan sampai Restorasi yang diusung Nasdem nanti hanya sekedar slogan kosong belaka .Kita harus punya cara baru dalam menghandel kader kita . Dari awal ini harus ditanamkan dan diperhatikan para pembuat keputusan atau policy partai .