Di Indonesia saat ini kesan pindah partai hanya soal pindah tempat saja. Pandangan ini sungguh tidak sederhana karena partai dianggap tidak lagi sebagai sebuah wadah yang secara idiologies dan keluarga serta persahabatan yang kuat serta sedih jika ditinggalkan. Oleh karenanya dengan situasi seperti ini maka tidak mudah memecar anggota partai. Alasannya tidak dipecat saja pergi apalagi jika dipecat nanti dianggap sok kuasa dan otoriter bukan tidak mungkin malahan konflik besar didalam dan partainya Pecah atau Gembos.
I.Benarkah daya ikat dipartai saat ini memang Lemah?.
Bagi Perusahaan yang sudah besar kebersamaan itu biasanya sudah terbangun apakah karena lingkungannya, iklimnya, kepastian kariernya dan jaminan bagi pekerja dan perusahaannya. Hal ini sungguh tidak mudah terjadi karena perlu proses dan waktu dan keberhasilan bersama. Ada sistim penghargaan dan saksi juga seleksi sehingga bangunan perusahaan itu tertata dan terbangun. Sistim mempunyai kemampuan melakukan proses sehingga menghidupi dirinya sendiri dan yang berada dalam sistim terikat oleh kesepakatan yang dibuat.
Bagaimana dengan partai?…partai Golkar saat ini tidak berpengaruh apapun terhadap anggotanya secara mayoritas dalam kehidupannya sehari hari…, ini dulu dicatat. Berbeda dengan ketika Golkar masih dibawah Pak harto. Golkar dibawah pak harto sangat diandalkan sebagai jenjang keberhasilan karier dan tempat untuk menjadi berkuasa. Dizaman pak harto , Golkar adalah pinyu gerbang mau jadi apasaja dan pusat dari calon dan petinggi yang menrule peradaban Indonesia ketika itu.
Walaupun Golkar menjadi jenjang aktifis untuk masuk ke Parlemen dan birokrasi tetapi bisa jadi bagi sebagian anggota akan lebih berat dan kecewa dipecat dari Kahmi atau KaGMNI daripada dari partai Golkar. Buktinya sederhana sekali terlalu banyak kader Golkar sekarang nyebrang kemana saja tetapi hampir tidak ada kader HMI dan Kahmi juga GMNI yang nyebrang ke organisasi lainnya. Terlalu banyak soalnya dan akan ribet.
Di Indonesia saat ini kesan pindah partai hanya soal pindah tempat saja. Pandangan ini sungguh tidak sederhana karena partai dianggap tidak lagi sebagai sebuah wadah yang secara idiologies dan keluarga serta persahabatan yang kuat serta sedih jika ditinggalkan. Oleh karenanya dengan situasi seperti ini maka tidak mudah memecar anggota partai. Alasannya tidak dipecat saja pergi apalagi jika dipecat nanti dianggap sok kuasa dan otoriter bukan tidak mungkin malahan konflik besar didalam dan partainya Pecah atau Gembos.
Dalam konteks ini sangat nyata bahwa Partai sungguh sangat beda dengan organisasi profesi dan perusahaan. Pada partai saat ini yang menjadi anggotanya lebih banyak sebagai substitusi dan lebih hanya menggunakan partai untuk kepentingan Pragmatis dibandingkan idiologies. Begitu juga kebersamaan dan kesadaran nya lebih atas tujuan jangka pendek yang nyata nyata saja. Oleh karenanya jika bercita cita menetap dan betah dipartai serta membesarkannya belum dianggap lazim dan malahan bisa dianggap bodoh serta tidak lincah dan cerdas memanfaatkan situasi.
Hal ini tercermin dari calon calon yang maju Pilkada dan pilpres yang rata rata ganti pasangan dang anti ganti partai. Yang penting tokohnya yang maju soal menggunakan kendaraan apa saja itu soal lainnya. Apalagi sampai saat ini terbukti tokoh yang besarkan partai bukan sebaliknya. Mulai pak harto , Gus dur dengan PKB, megawati dengan Pdi-p, SBY dengan Demokrat, Prabowo dengan Gerindra dan Wiranto dengan hanuranya. Sekali lagi akibat restu dari Tokoh dan partai pasti butuh waktu, pembelajaran dan pendanaan maka blessing adanya pada Tokoh. Sedangkan dalam konteks Partai Golkar tidak pada hanya Tokohnya tetapi terkombinasi antara Tokoh, komunitas asal, dan Golkar sebelum 1998. akibatnya lebih kompleks dan tidak mudah dibaca termasuk dipersatukan juga digerakan..
II. Perlu bacaan Yang kuat melihat kondisi saat ini.
Sekarang perlu dipahami bahwa tidak ada lagi kekuatan tunggal lagi yang bisa menggerakan otoritas sebesar dan sekuat itu. Presiden SBY saja…..paling tidak 2 kali hanya bisa menghimbau silakan keluar bagi kader Demokrat yang tidak segaris dengan indilogie dan cita cita partainya. Dan ini terjadi ketika SBY , masih presiden dan punya kekuatan penuh…bagaimana nanti jika ia sudah tidak menjabat lagi. Walau begitu hal ini perlu dipahami bahwa Sby memang tidak mengkader kader democrat yang sekarang menjabat semuanya sejak masih belum jadi apa apa….tetapi mereka walau belum jadi tokoh sudah merintis kariernya masing masing.
Dalam konteks partai golkar, kendali apa yang akan dimainkan?…saat ini sudah terjadi pertemuan DPD dibali yang diakui tidak diketahui ketua dewan Pembinanya….semoga ketua umumnya mengetahui…bagaimana jika tidak ?…artinya ini perlawanan sdg disusun atau sudah terjadi. Atau pertemuan silaturahmian biasa saja.
Belum lagi , Pesan ketum partai golkar yang menyatakan alex nono akan menang satu putaran ternyata jauh panggang dari api, bahkan hampir saja alex Nono juara satu diurutan paling buncit. Apakah masuk akal , Partai sebesar Golkar dan PPP calonnya diposisi itu. Jika Jakarta dianggap bukan daerah pertempuran yang bisa dimemangkan partai Golkar, buktinya tahun 1997, Golkar waktu itu bisa menang di Jakarta?..
Idea mentertibkan organisasi memang perlu dan itu harus dilakukan tetapi dengan sebagian anggota partai Golkar sudah ke Nasdem dan terbukti pada Pilpres 2004 dan 2009 partai Golkar mesinnya tidak jalan, bukankah perlu dipikirkan terobosannya. 2004 sentimen kepada partai Golkar akibat reformasi masih kuat tetapi Wiranto Wahid bisa dapat 25 jutaan diurutan 3 mengalahkan Amien rais tokoh Reformasi dan hamzah haz mantan wakil Presiden, padahal mesin partai pada pilpres macet. Pada 2009, Jk-wiranto dimana partai Golkar solid hanya mampu mendapatkan 12 jutaan dan diurutan buncit. Apa ini artinya..?…kemudian pasca munas di Pekanbaru surya paloh yang didukung wakil Presiden ketika itu kalah malahan mendirikan nasDem…ini juga perlu dibaca , apa artinya dan kontekstualnya dengan situasi saat ini.
Sebelum Pilkada Gubernur DKI Jakarta di gelar , rame diberitakan di media bahwa ketika Abu rijal bakrie bersemangat pidato dalam rangka pencpresannya di Rapimnas Bogor, banyak sekali peserta rapat dan tokoh Golkar keluar ruangan dan ngobrol diluar ruangan sehingga suasana disana terasa hambar. Gambaran situasi ini saja sungguh sudah merupakan gambaran bahwa organisasi paling sedikit tidak sedang mood atau ada yang tidak disepakati atau organisasi sebenarnya sakit dan tidak siap.
Tidak mungkin terjadi ketika , sekelompok orang sedang sungguh sungguh dan bersemangat punya cita cita buat bangsa Negara, dan masyarakat yang ujungnya pada keluarga dan dirinya tetapi kondisinya tidak mendukung tetapi atmospherenya tidak menunjukan hal itu. Dalam kelas kepemimpinan mahasiswa tingkat langjut, mereka sudah tahu jika ada pertemuan yang penuh semangat tetapi hambar…..ini artinya mereka sedang dipancing bikin aksi yang ujungnya hanya memakai mereka untuk kepentingan tertentu…islilahnya diceburan buat tenggelam atau kalau bisa selamat itu atas usahanya yang diceburin . Ini sangat elmenter sayangnya tidak terbaca oelh ahli strategi partai golkar ketika itu sehingga letusan awalnya adalah diprosesnya korupsi yang dilakukan dan dikaitkan dengan anggota partai Golkar sebagai bukti ucapan Presiden bahwa ada partai yang lebih korup dari Demokrat. Kejadian ini bisa saja menghambarkan rapimnas Bogor sehingga perpecahan makin terjadi dan letupan kekalahan pada pilkada Gubernur DKI Jakarta.
Dengan perkembangan seperti ini maka hampir pasti mengelola konflik ini sungguh sangat tidak mudah dan bisa jadi perpecahan yang ada sudah tidak lagi pada tingkatan kasus per kasus tetapi bisa meluas dengan berbagai sebab yang baru diketahui jika sudah terjadi. Dalam konteks pencalonan ARB sebagai calon Presiden saat ini bisa jadi sangat tepat karena jika lebih lama sudah pasti akan dijadikan bola liar, apalagi pada pemilou dki Jakarta terbuktikan bahwa lembaga survey melakukan survey sekaligus menjadi konsultan politik sehingga bukan hanya soal etika saja tetapi bisa juga menggunakan hasil surveynya dengan tujuan mempengaruhi di media massa. Atau kalau lebih kasar lagi menciptakan skore dengan cara apapun supaya dianggap wajar oleh masyarakat nantinya. Ini artinya jika survey bisa dimainkan maka Pencalonan siapapun bisa diolah olah…..hasilnya pasti kandidat terseret seret dan terkaget kaget jika kenyataan jauh dari yang dipersepsikan.
Soal dalam partai golkar karenanya sekarang, bisa jadi kalaupun dalam partai itu soal logistic jadi soal tetapi dalam konteks ini soal logistic hanya alasan berkembanganya soal karena banyak soal bertumpuk didalamnya dan bisa juga sampai soal nilai nilai yang diyakini, perilaku dan kebiasaan sampai budaya kepengurusan saat ini dengan anggotanya. Disamping soal laten seperti yang disampaikan diatas.
Sekarang bagaiamana memanagenya?..disitu soalnya.
III. Pecat JK tdk selesaikan masalah jk tdk dipecat banyak masalah?..
JK ini pribadi yang hebat dan langkahnya luar biasa gesit. Beliau seorang saudagar yang luar biasa berhasil dan dengan pengalaman saudagarnya ia menerobos masuk ke dunia Politik Indonesia dan terbukti berhasil mengabdi dan dicintai banyak juga sekeliling dan pengikutnya. Jk juga sangat memotivasi dan rendah hati.
Bagaimana JK dalam politik?. Ingat sebelum bersama Sby berpasangan meraka adalah 2 menko di pemerintahan Megawati. Ketika melihat megawati sudah pasti tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk memegang amanah yang lebih besar lagi.
Jk dan SBY keluar dari jabatan dan JK keluar dari konvensi partai golkar serta mulai merintisa berpasangan dengan SBY. Jk , banyak yang mengatakan keluar lebih banyak dana dan ia rela mengalah menjadi wakilnya SBY dengan keyakinan akan punya peluang keberhasilan lebih besar sehingga akhirnya pasangan SBY-JK menang Pilpres 2004. ini prestasi luar biasa JK. Dan perlu kita ingat JK banyak sekali inisiatifnya ketika SBY masih menimbang nimbang keputusan. JK masuk membuat keputusan tanpa sekalipun publik tahu bahwa ada keputusan JK meleset di mata sby sehingga JK diperingati. Kerja JK luar biasa diapresiasi sebagai wapres dan disebutkan the real wapres indonesia. Ia hebat sekali.
Seperti pada umumnya saudagar Jk, juga iklasan dalam kontek memegang amanah sehingga JK terlihat kagok dan kaget ketika SBY malahan memilih Boediono untuk menjadi pasangannya di Pilpres 2009. Hal ini bisa dipahami juga karena jika tetap dengan JK maka figure SBY sebagai the real Presiden bisa terhalangi dan saat ini terbukti ternyata Sby punya gaya sendiri menjadi Presiden dan terbukti juga tanpa JK bisa jalan sendiri dengan pemerintahannya. Tetapi akibat situasi itu JK terbatas langkahnya dan memilih wiranto sebagai wakilnya, hasilnya kalah telak. Disini pelajarannya terbukti kembali bahwa JK tidak bisa dihambat dan ia tetap maju dengan keyakinannya dan usahanya. Yang luar biasa ketika JK tidak menjadi pejabat negara Jk, bersedia menjadi ketua palang merah dan sukses juga saat ini serta Jk masih sangat sering dibutuhkan sebagai pemberi sambutan dan pengarahan bukan hanya dalam komunitas bisnis dan palang merahnya tetapi dalam diskusi ngeri ngeri sedap yang berisiko berhadapan dengan pemerintahan SBY, terutama soal kedaulatan dan kemandirian bangsa.
Begitu juga ketika Surya paloh kalah di Munas Golkar yang jelas jelas di dukung JK maka JK juga terlihat mendorong Nasdem ketika partainya didirikan. Ini juga langkah yang berani dan bisa jadi sudah dihitung matang Surya paloh bahwa golkar di 2009 sudah tidak bertenaga maka lebih baik buat lagi partai dengan semangat baru dan tujuan yang dibangun mulai dari awal dengan cara dan pola baru.
Sekarang JK tetap ada namanya dipooling dan boleh jadi peluangnya masih ada untuk maju kembali. Apakah JK akan mundur dari pencalonannya jika JK dipecat dari golkar….yang terjadi malahan JK bisa melejit dukungannya lihat JK sudah tetap mengabdikan dirinya kepada negeri ini ketika ia dilepaskan begitu saja oleh SBY dan seakan akan JK itu tidak punya saham ketika merintis Pemerintahan SBY-JK dan orang juga ingat serta tahu tanpa JK maka SBY tidak akan kuat di 2004 sampai 2009. walau JK dihempaskan ia tetap saja bekerja dan mengabdikan dirinya.
Dengan kondisi ini semoga terbayang bahwa jk tidak dipecat repot dan jk dipecat buat masalah lebih besar lagi!.
IV.Memecat JK ?
Memecat jk sudah pasti banyak back firenya. Jika kecepetan memecatnya maka partai golkar kalau salah menanganinya akan pecah belah didalam. Ingat Indonesia timur dijaringan keluarga , kerabat daerah asal. Ingat jaringan dagang dan istri serta anak anaknya dll. Belum lagi di organisasi extranya. Perpecahan bisa luas dan gembos.
Jika memecatnya waktu tinggal 6 bulan mau pemilihan Presiden bisa jadi JK jadi figure yang diemphati rakyat karena didzalimi sehingga menguntungkannya.
Jika ingin memecat JK , apakah pasalnya dan apakah alasan itu akan diterima organisasi atau dianggap malahan merugikan orang orang yang ada di organisasi sekarang ini.
Apakah hanya akan memecatnya sendiri saja atau sa kelompoknya juga dipecat bersama lalu akan seluas apakah pemecatannya?…organisasi apakah masih kuat dan sempat konsolidasi.?
Apakah memecat akan lebih menguntungkan dari pada membebaskannya saja dan dimaklumi serta dimaafkan saja. Namanya kader lagi lungo tetapi lain kalau sudah jadi presiden jika ada menteri ngawur dan kriminal langsung saja pecat.
Jika memecat JK apakah akan membuat dengan nasdem sebagai musuh itu lebih baik dari pada menganggap Nasdem itu adik atau partai anggota Golkar yang MeLayu tidak tahan sehingga buat partai baru.
Gerindra, hanura, nasdem bahkan demokrat bahkan Pkpinya Sutiyoso banyak kadernya berasal dari partai Golkar tetapi tidak terlihat bahwa gerakan mensamakan visi mewujudkan cita cita kemerdekaan bangsa Indonesia itu nyata diwujudkan padahal partai golkar partai paling berpengalaman.
Kemudian ngurus konflik internal apakah lebih menguntungkan daripada berbuat di external sehingga mensolidkan internal.
Nach yang memang susah adalah jika yang dilakukan sejak beberapa saat lalu adalah pencitraan dan kampanye bukannya berbuat nyata, ini baru namanya duit habis waktu juga habis tetapi walau bolak balik datang dan bertemu hasilnya hanya janji dan tuntut menuntut serta mencoba bersepakat tanpa kerja bersama. Maksudnya , apakah karena ini maka Jk atau kader lainnya jadi sesuatu yang menakutkan termasuk ahock…jika jadi wakil gubernur DKI jakarta.?…begitu siapapun jika akan mencalonkan dirinya jadi capres diluar Ketumnya…?..
V. langkah alternative menuju 2014?.
Langkah menuju 2014, bisa jadi benar sekali pikirannya Akbar Tanjung walau disinilah susahnya pengurus saat ini. Akbar tanjung pikiran dan visinya dipolitik dan golkar sudah seperti gus dur ketika menjadi Presiden didepan menteri menterinya lebih parah lagi Akbar tanjung tidak punya komando seperti gusdur ketika itu atau pak harto. Disisi lainnya lingkaran ketum kelihatannya sudah bersifat Birokrat dan lebih suka main menjalankan sistem dari pada pola pola seni dan akbrobat yang mengandung resiko.
Hanya akibat itu maka dalam 2 tahun kepemimpinan Arb yang terjadi malahan seperti yang dipaparkan diatas. Jika dilihat dari luar sehingga main pecat dan memecat JK bisa jadi bumerang besar bagi partai Golkar.
Dalam konteks ini hampir pasti jika kendarannya dan dukungannya kuat JK lebih mungkin mencalonkan kembali menjadi presiden tetapi jangan salah JK juga punya perhitungan matang masa juga mau habis dan dan namanya jika hanya untuk kalah dan merugi?….namanya saudagar khan pasti berhitungnya jago sekali.
Artinya JK, bisa jadi tidak maju juga dan bisa jadi memajukan orang lain juga yang sangat berpotensi menjadi presiden Indoensia yang berkemampuan dan mampu membawa Indonesia kearah yang lebih baik. Biasanya tokoh senior diindonesia keluar emphatinya jika kondisinya tertentu. Saat ini Prabowo dan megawati mengalami keluarbiasaan ini ketika mengusung Jokowie dan ahock dan berbeda dengan cerita lama ketika ada tokoh akan dimajukan PDI-p apalagi masih banyak tokoh tokoh yang kesannya lebih galak dari ibu megawati, begitu kata mereka yang pernah mencoba dicalonkan Pdi-p. Prabowo dan megawati sebagai senior tidak merepotkan kandidat tetapi malahan mendorong serta membantunya. Dalam konteks ini JK juga bisa mengalami hal ini, jika momentumnya datang.
Dalam padangan ini maka sebenarnya, kondisi ini adalah ujian yang nyata bagi ARB, apakah Arb dan teamnya berkelas dalam mengelola Politik karena kalau kelola perusahaan khan sudah terbukti jago banget dan sebagai pribadi matang sekali sehingga dengan proses inilah dukungan akan datang dan mau tidak mau harus sungguh sungguh bekerja keras serta membuat sesuatu yang nyata dan jasa dalam melakukan perubahan dan perbaikan dimasyarakat. Bukan dengan berkampanye apalagi sekedar melakukan pencitraan yang menghabiskan sangat uang serta lebih mensukseskan team suksesnya saja.
Dan kondisi indonesia ini ujian bagi prabowo, Hrajasa , dahlan iskan dan mahfud MD termasuk Anas urbaninggrum jika berminat menjadi Presiden untuk merintis kearah sana dalam 2 tahun ini.
Sebagai pelajaran yang walau putaran kedua Pilkada DKI belum selesai dan itu tergantung warga DKI nantinya. Jokowie yang tidak dikenal warga jakarta tetapi punya kesuksesan di solo serta menyampaikan hasil kerjanya dengan sederhana dan bersahaja…ternyata bersama ahock terbukti dipercaya…ini sesuatu.
FOKe yang pintar, jaringan nya kuat banget, merintis Pilkada sudah tidak usah dipikirkan lagi karena kerjanya pasti jauh lebih banyak di DKI dengan siapaun apalagi jokowie yang baru saja ikut kampanya tetapi hasil suaranya bisa dibawah JOKOwie.
Jokowie , pada pilkada kedua paska memerintah menjadi walikota Solo tanpa kampanye berhasil menjaring suara diatas 90%, dan saya dapat semua ini bukan dari Jokowie, ini pasti. Saya tahu ini ketika menjelang keongres Pssi, Gerakan pemuda sehat ke solo kebetulan saya ikut rombongan dan mendapatkan cerita dari berbagai sumber disana yang sama sekali tidak punya kepentingan ketika menceritakannya dan warga solo itu sangat bangga dengan Jokowienya.
Waktu itu sayangnya, ketika Jokowie mendatangi kami di acara, padahal kami ingin sekali bertemu tetapi pemangku kesultanan di Solo mengajak kami keliling istananya sehingga kami tidak sempat bertemu. Walaupun begitu Jokowie mempersilakan kami datang ke kantornya hanya sayang kami harus segera kembali ke jakarta. Setelah pertemuan itu Ketum gerakan pemuda sehat berjumpa dengannya malahan silaturahminya berjalan terus. Disini ada sesuatu yang saat ini jarang ada yaitu silaturahmi dan persahabatan serta bergerak berdasarkan cita cita bersama supaya masyarakat maju.
Kita tidak tahu mau nya masyarakat jakarta saat ini karena kami sedang tidak menggerakan perangkat tetapi fenomena yang sedang terjadi bisa jadi kerinduan kepada situasi yang apa adanya dan bersama mencapai cita cita bersama. Apakah ini bukan tanda tanda bahwa keinginan bangsa mewujudkan cita cita proklamasi sedang kembali mengedepan?…
Ah saya terlalu jauh kali. Nanti kita doa saja bagi yang lebih suka doa. Atau mari bekerja sama bagi yang ingin bersama mewujudkan indonesia yang lebih baik atau kita bekerja ditempat masing masing saja terus karena resultantenya akan terjadi juga dimana semua kebaikan dikerjakan oleh rakyat Indonesia maka kebaikan dan barokan itu akan muncul.
Maksud saya, apakah para calon pemimpin negeri ini di 2014 merasa bahwa kunci suksesnya bukan dikampanye tetapi di kerja keras bersama sama rakyat dan menggerakan elemen yang menggerakan rakyat berbuat baik. Sehingga kandidat presiden dan kelompoknya mendapatkan legtimasi dan dukungan rakyat secara mayoritas.
Jika ini dirasakan benar maka jawabannya sungguh keliru jika lembaga Survey dan konsultan politik yang digunakan dalam proses ini. Buktinya konsultan politik itu akan berada dimanapun yang membayarnya karena mereka jagoan dan profesional. Lalu dimana posisinya mereka ?..Posisi konsultan politik dan surveyor adalah sebagai pembanding saja tanpa mensampaikan data internal yang sudah dikerjakan dan didapat. Dengan lembaga itu team menjadi punya ukuran pembanding tidak arogan atau tersesat.
konsultan dan lembaga survey itu pasti isinya orang pintar dan jaringnya kesana kemari. Luar biasa keliru jika membangun pemerintahan dengan pola seperti ban bocor yang infonya bisa kemana mana dan bisa disusupi. Membangun pemerintahan harus dengan orang sendiri dan berkembang sesuai kemampuan perkembangannya. Tidak masuk akal membangun kekuatan dengan orang orang yang dikenal padahal dalam merebut kekuasaan dan kekuatan pasti banyak hal yang harus disiapkan bukan hanya menjadi juara lomba. Dan akibat informasi yang banyak bocor maka Pemerintahan yang terbangun sulit berwibawa dan jadi bahan tertawaan dan gosip.
Jadi kesimpulannya apa?…
Tidak mudah membangun kesadaran dan kebersamaan di partai politik?…
Apalagi membangun Pemerintahan di indoensia saat ini.
Setelah membangun organisasinya secara bersungguh sungguh maka disitulah letak faktor selebihnya yang semoga akan didapatkannya sehingga problem ini sejujurnya bukan hanya problem partai golkar tetapi lebih tepat partai diIndonesia saat ini..
Apa akan selalu begini?….saya kira anda lebih tahulah…saya khan Cuma mencoba berdialektika supaya kita lebih memahami persoalan persoalan ini disekitar kita masing masing, semoga bermanfaat buat dilingkungannya.
Salam
Agus Muldya Natakusumah
IndoSolution